Kamis, 29 November 2012

Chinen Yuri's 19th birthday

Title: ----------------------------
Author: Alsicika Wang a.k.a Ogata Arusi a.k.a istrinya Hiroto Alice Nine, Yamada Ryosuke dan Chinen Yuri #plak
Pairing: YamaChii
Genre: fluff *entah ini masuk fluff ato engga*
Rating: ngga tau yang beginian .-.
Length: Oneshot
Summary: “ya itu karena aku selalu melihatmu, Chinen Yuri.”
Nb : niatnya mau dibikin jadi chinen’s Pov tp gatau kenapa jadinya malah gini. Gomen kalau bikin bingung *deepbow*

“CHINEEENNNN ~ !!!!!” teriak seorang siswa tinggi bernama Nakajima Yuto di lorong karena memanggil temannya yang imut yang berniat membolos piket.
“maaf Yutti, hari ini aku ada perlu” balas temannya sambil berlari ke luar untuk mengejar seseorang.

Sesampainya di pintu masuk sekolah.
“ah, ada. RYO-CHAAAAANN ~ !!!” teriak lelaki imut yang bernama Chinen Yuri ketika akhirnya mencapai tempat tujuannya untuk menemui kekasihnya Yamada Ryosuke.
Lelaki yang dipanggil Ryo-chan pun menoleh dengan wajah datar.
“haahh ..hari ini kau jadi pulang denganku khaan..haahhh..haahh?” lelaki imut yang td dipanggil Chinen bertanya pada kekasihnya.
“tarik  napas dulu!!”
Tiba-tiba …
“hei, Yama-chan ayo cepat, lama sekali sih?” teriak Hikaru dari luar pintu masukyang muncul bersama Inoo dan Yabu. ‘muncul deh teman sekelasnya’ batin Chinen.
“hei, Chinen ~ kenapa sih kamu ga pernah ikut kami main? Seharusnya kamu ikut main.” Hikaru bertanya pada Chinen
“eh?”
“ah iya! Bagaimana kalau Chinen juga ikut main? Kita mau ke karaoke lho..” tawar Yabu .
“ah iyaa, aku mau!!” jawab Chinen dengan wajah berbinar senang.
“tidak boleh!!” tiba-tiba Ryo-chan sambil menarik kepala Chinen dari belakang. “hari ini kita tidak bisa pulang bareng, sudah ya. Kalau ada waktu nanti aku telpon.” Jawab Ryosuke sambil menarik teman-temannya untuk segera berangkat meninggalkan Chinen sendiri.
“EEHHH?!!” Chinen menangis sambil membatin ‘lagi-lagi seperti ini. Selalu berkata lain kali. Tapi lain kalinya itu kapan? Ryo-chan yang sangat aku sukai. Daripada pacar, teman-temannya itu selalu lebih penting.’
“ketemu kau!!” Yuto akhirnya menemukan Chinen untuk menggeretnya kembali ke kelas untuk menyelesaikan tugas piketnya.

Setelah selesai piket, Chinen akhirnya bercerita pada Yuto mengenai masalahnya tersebut.
“dari awal jadian kamu sudah tau itu kan? Sekarang kenapa kamu protes?” tanggap Yuto.
“huweeee ~ memang sih, tapi dia selalu saja begitu.” ucap Chii dengan airmata menggenang. “memang sih waktu aku menyatakan perasaanku padanya, Ryo-chan sudah mengatakan konsekuensinya kalau dia akan lebih mementingkan teman-temannya daripada aku. Dan aku bilang tidak apa-apa. Tapi aku hanya ingin sekali dinomor satukan daripada yang lain.”
“ya sudah, bilang saja padanya.”
“tidak mungkin!! Kalau aku bilang begitu sama saja aku bilang putus padanya! Kamu tau kan Ryo-chan sudah berapa kali putus karena masalah ini? Ryo-chan tidak suka dikekang.”
“ya memang sih, apalagi kalian baru pacaran selama 3 bulan. Selama ini Ryo-chan kan cuma bisa pacaran selama 3 bulan.” Ucap yuto dengan wajah datar. Chinen hanya terdiam mendengarnya.
“ah iya! Bagaimana kalau kamu minta dinomor satukan di hari ulang tahun mu saja?” tiba-tiba Yuto memberi ide.
“eh ?”
“Chii, Jumat besok kamu ulang tahun kan?”
“iyaa !!” sahut Chinen dengan wajah gembira.
‘iya ya kalau dihari ulang tahunku, aku bisa minta dinomor satukan daripada teman-temannya.’ Batin Chinen dengan wajah sumringah.
“sudah-sudah, ayo piket lagi Chii.” Ajak yuto sambil mulai menyapu. Sementara Chii menghapus papan tulis dengan senyum lebar terukir di wajahnya.

Chinen Pov’s
Sejak aku pacaran dengan Ryo-chan, ini ulang tahun pertamaku. Aku tidak ingin diganggu oleh siapapun, aku ingin berdua saja bersama Ryo-chan! >w<)9

Pulang sekolah aku berjalan sambil memikirkan hari ulang tahunku yang akan kulalui berdua saja dengan Ryo-chan nanti. Dan tidak sengaja aku berjalan melewati gedung karaoke tempat Ryo-chan dan teman-temannya karaoke. Ternyata Ryo-chan sudah keluar dari gedung karaoke itu.
“Ryo-chan ~ !” tapi disaat yang bersamaan denganku memanggil ada suara lain yang memanggilnya. Ternyata itu adalah Daiki Arioka. Dia berteriak pada ryo-chan. Ternyata dia main bersama Daiki Arioka, padahal kalau aku pasti tidak mungkin diajaknya.
“Yama-chan, kenapa kamu pulang? Kalau kamu pulang aku juga pulang.” Kata Daiki sambil memegangi tangan Ryo-chan.
Karena aku takut ketahuan Ryo-chan aku cepat-cepat bersembunyi dibalik tembok yang ada didekat gedung karaoke tempat Ryo-chan dan teman-temannya main.
Tidak lama kemudian tiba-tiba Ryo-chan muncul sambil berkata “kamu stalker ya?”
“ry-RYO-CHAN !!” aku terkejut. “bu-bukaan. Kamu salah. Aku tidak mengikutimu…”
“aku bercanda kok. Dasar bodoh” ucapnya sambil jalan.
“apa tidak apa-apa kamu tiba-tiba pulang gini?” tanyaku sambil mengejarnya.
“biar saja”
“apa boleh aku pulang bersamamu?”
“kenapa kau bertanya begitu?!”
Aku hanya  terdiam. Kemudian aku melihat kebelakang, kearah gedung karaoke ternyata Daiki masih berdiri didepannya melihat kearah Ryo-chan. Kemudian kuputuskan aku mengejar Ryo-chan.
“sudah lama ya kita tidak pulang bersama”
“hmm”
‘Ryo-chan, mungkin akan lebih baik bila kau hanya melihatku saja. Mungkin dengan begitu semua rasa khawatir ini akan hilang yaa’ begitu pikikirku dengan tanpa sadar aku memeluk tangannya.
“apa?” tiba-tiba Ryo-chan menyadarkanku.
“eh? T-tidak ada apa-apa kok” jawabku sambil melepaskan pelukanku ditangannya.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu dikepalaku. Ternyata Ryo-chan mengusap-usap kepalaku.
“itte ~” tiba-tiba Ryo-chan memukul kepalaku kemudian dia jalan lagi.
“eh?! Aaaa ~ Ryo-chan, tunggu ~”
Padahal hanya memikirkan dia menyayangiku saja air mataku sudah mau keluar.




“yeeyy … sudah delesai ~” aku mengamati kartu undanganku untuk Ryo-chan.
Dengan kartu undangan ini aku akan mengajak Ryo-chan. Huaaahh … memikirkannya saja sudah membuatku merasa sangat bahagia. Berdua saja dengan Ryo-chan disaat ulang tahunku. Aku sudah tidak sabar. Akhirnya aku  tertidur dengan mimpi indah.


Besoknya, disekolah.

“Ryo-chan, kamu mau makan apa?” tanyaku sambil menarik tangannya.
“kamu semangat sekali”

Saat makan.
“Ryo-chan, itu enak tidak?” tanyaku dengan semangat yang berlebihan.
“biasa saja. Kamu itu selalu semangat ya. Tidak perlu buru-buru begitu.”
“ehehe…”
Semangat. Aku pasti bisa. Aku memegang undangan yang semalam ku buat di dalam sakuku.
“ah. Itu Ryo-chan – “
Tiba-tiba Hikaru, Yabu dan Inoo, teman-teman sekelas Ryo-chan datang.
“Yama-chan !!!” Hikaru memanggil Ryo-chan sambil menepuk bahunya.
Munculah mereka… =___=”
“Chineeenn ~ kamu selalu manis yah. Lain kali kita main bersama yuk.” Hikaru, teman Ryo-chan menyapaku sambil menerjangku. Tapi disaat yang teppat sebelum dia sempat menyentuhku tiba-tiba dia berteriak.
“ITTEEE ~!!” sambil melompat-lompat. Ternyata Ryo-chan memukul kepalanya.
“berisik.” Ryochan menutup telinganya. “Chii, kalau kamu sudah selesai makannya, sebaiknya kamu pulang duluan ya.”
“eh ? tapi aku- ada yang ingin kuserahkan pada Ryo-chan.” Ucapku sambil merogoh kantongku untuk mengambil undangan yang semalam kubuat. Tiba-tiba kata-kata Yabu menghentikanku.
“ah, iya, tahun ini dihari ulang tahun Ryuu kita mau melakukan apa nih ?! kalau tidak salah jumat besok kan ?!”
“ohh, ayo kita buat pesta meriah, ya kan Yama-chan” Inoo menimpali
Eehh ?
“sepertinya seru” timpal Yabu lagi.
Hari jumat depan ? itu kan hari ulang tahunku.
“ah, itu…” aku mencoba masuk dalam pembicaraan mereka.
“dia itu ya, baru putus sama cewenya yang sudah jadian selama 3 tahun, pasti dia sangat sedih…benar-benar kasihan.” Inoo memotong kalimatku membuatku terdiam dengan kalimatnya.
“iya ya, kita harus menyemangati dia. Apalagi kita teman dekatnya.” Yabu menyetujuinya.
 Aku meremas undanganku untuk Ryo-chan dan mengurungkan niatku untuk memberikannya pada Ryo-chan.
“ada apa, Chii? Apa yang ingin kau serahkan padaku?” Ryo-chan menyadarkanku.
“aahh … tidak, tidak ada apa-apa kok.” Ucapku sambil mencoba tersenyum. “baiklah kalau gitu aku duluan ya.” Ucapku dengan mengukir senyum palsu di wajahku sambil kembali ke kelas.

Di koridor.
“hiks…hiks…” air mata yang dari tadi ku bendung akhirnya tumpah.
“kenapa kamu tidak bilang apa-apa?” tiba-tiba suara Ryo-chan mengagetkanku. Ternyata dia mengikutiku.
“Ryo-chan…”
“kamu ini benar-benar. Hanya mendengarkan apa yang kukatakan saja… apa kamu tidak mempunyai keinginan sendiri ?!” Ryo-chan bertanya dengan nada kesal.
Aku hanya bisa terdiam karena tidak tau apa yang harus kuucapkan.
“ayo bilang sesuatu…”
Aku masi terdiam.
“bersamamu membuatku kesal….”
‘Bagaimana ini? Aku harus mengucapkan sesuatu. Tapi apa? Apa yang harus kuucapkan supaya dia tidak membenciku?’
“sudah cukup, aku benar-benar sudah capek!” kata Ryo-chan kemudian ia berjalan meninggalkanku yang menangis dalam diam.
“huweeeee ~ kenapaa??” akhirnya aku menangis tanpa ku tahan lagi air mataku.
Aku selalu bersabar dalam apapun. Aku juga sudah senang kalau Ryo-chan tidak membenciku. Cukup berada disisinya sebagai seorang kekasih…

‘Bukan, sebenarnya aku tau…’ pikirku sambil menunggunya di depan rak sepatunya.
Tidak lama kemudian Ryo-chan datang. Tapi ketika ia melihatku dia langsung pergi lagi.
“ry…Ryosuke…” aku memanggilnya dengan lemah dan setengah menangis sambil terduduk didepan rak sepatunya.
“apa?” Ryo-chan tiba-tiba muncul didepanku. “ada apa?”
Tapi lagi-lagi aku hanya terdiam sambil melihatnya.
“a– kumohon … bilang sesuatu” Ryo-chan ikut duduk dihadapanku. “jangan bersikap begitu. Jangan menangis sendiri disaat aku tidak berada disisimu. Apa yang sebaiknya kulakukan? Bilang saja! Karena aku pasti akan mendengar semua permintaanmu.”
Mataku mulai berkaca-kaca ketika mendengar ucapannya.
“bilang saja kalau kau memang ingin lebih lama bersamaku.bilang terus terang…”
“huweee ~ aku ingin bersamama aku selalu ingin lebih lama bersamamu. Aku ingin Ryo-chan hanya melihatku. Aku ingin dinomor satukan lebih dari apapun.” Tangisku yang dari tadi kutahan akhirnya pecah. “tapi kalau aku bilang begitu, aku merasa Ryo-chan akan membenciku. Makanya aku tidak berani bilang.”
“aku tau itu.”
“eh..?”
“itu terlihat diwajahmu kok. Orang bodoh saja pasti tau. Seharusnya kau cepat bilang padaku!!” kata Ryo-chan sambil mengusap air mataku.
“ja– jahat … padahal aku sampai pusing memikirkan hal ini ~” >A<)/
“berisik. Daripada itu cepat keluarkan itu!!” Ryo-chan merogoh sakuku tempatku menyimpan undangan ulang tahunku yang kubuat semalam.
“haahh~ kau ini benar-benar membuatku lama menunggu!!”
“eehh ?? kenapa Ryo-chan tau kalau aku membawa itu?!”
“ya itu karena aku selalu melihatmu, Chinen Yuri.” Ryosuke tersenyum padaku. Senyum pertama yang penuh cinta yang ditujukan hanya padaku. Senyum itu membuatku jatuh cinta lagi padanya. Jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya padanya.

“sepertinya dihari ulang tahunku aku bisa merayakannya berdua denganmu ya..” ucapku sambil memeluknya.
“terserah kamu… mungkin aku akan membuatmu lebih menangis.”
“eehh ?!!”
“mungkin aku akan berbuat “itu” kepadamu.”
“eeehhh ??!!” aku hanya bisa ber-blushing ria.

================= Owari ======================

Oke. Ini gagal.
Tapi yang paling penting…
Otanjoubi Omedetto our(RyoRu’s) squirrel ~ Chinen Yuri ~
Aku berharap kau dan ryosuke selalu bersama selamanya hingga maut memisahkan kalian #plaakk
Pas bagian ending2 playlist ku muter love parade sama shinku XDa

Comeeeeennntt ~
Aku menerima nistaan apapun yang kalian berikan untuk fanfic gagalku ini …

Rabu, 11 Juli 2012

iseng tengah malam menjelang subuh

Ini adalah hasil editan iseng saya disaat buntu ide bikin fanfic .. 


Chinen Yuri : 

Inoo Kei : 

YamaChii :